(1)
semburat darah
Merah semburat darah yang
luka
Menahan bibir menghitung
jejak-jejak
Menatih kaki lelah
melangkah
Pada muara putih berbuih
Merah semburat darah yang
luka
Menancapkan pisau karat
di dinding-dinding mega
Memoles kelam jingga emas
Menanti sepi terkurung
mimpi
Burhanudin Joe
Sumbang, 4 November 2013
(2)
Burka
(Burhanudin Joe)
Menanti senyummu kembali (1)
(Burhanudin Joe)
Saat waktu datang terburu menyapaku di tepi bengawan
Semburat kilau emas matahari kembali datang merayu
Dengan wajah malunya, tersenyum kepadaku
Masihkah kau ingat dulu,,,saat wajahmu
menikam hatiku
pecah butiran pasir berdarah
Di bengawan ini,,,senja pecahan hatiku
kembali kususun,
Akankah semua menyatu....??
Tepi Bengawan solo, Mei 2013
(Radar Bojonegoro, Minggu 16 November 2013)
(5)
Menanti senyummu kembali (2)
(Burhanudin Joe)
Menyisir trotoar pagi ini
Kuhitung kerikil yang menyatu dalam mimpi
Beribu tabur butiran garam cuka
Kupanggul perih irisan luka di hati
menanti dirimu kembali
menyisir trotoar pagi ini
lelah kaki mencari senyummu
yang hilang diujung pelupuk mataku
menyisir trotoar pagi ini
awan gelap terbang bersayap daun kering
memaksa debu sembunyi dalam jemari
membuka lembaran cerita dinginmu
hadir kembali
prapatan balen, 28 Mei 2013
WAJAH ISTRIKU
(Burhanudin
Joe)
Wajah pagimu yang cerah
Menghembuskan butiran-butiran embun
Lembut membasuh wajahku
Wajah siangmu yang terang
Membuka pintu cakrawala
Merangkai angan, menyatu dalam impian
Wajah malammu yang muram
Membawa pulang ketakutan
Hilangnya sebuah harapan
Wajah hidupmu yang penuh warna
Membawa kisah bahagianya duka
Dalam alunan harmoni
Pelangi hari ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar